Sudah Bukan Waktunya Ekspor Bahan Mentah, Presiden Terus Dorong Pembangunan Ekosistem Industri Terintegrasi

- Rabu, 11 Januari 2023 | 05:52 WIB
Presiden saat hadir dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada hari Selasa, 10 Januari 2023. (Biro Pers Setpres)
Presiden saat hadir dalam Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada hari Selasa, 10 Januari 2023. (Biro Pers Setpres)

BANDUNG HITS- Indonesia memang dikenal sebagai negara kaya dengan sumber daya alamnya. Namun akan sangat rugi bila dieskpor dalam bentuk bahan mentah.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo mendorong terbangunnya ekosistem industri yang terintegrasi guna meningkatkan nilai tambah dari sumber daya yang dimiliki untuk masa depan Indonesia yang cerah.

Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada hari Selasa, 10 Januari 2023.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan PM Malaysia Bertemu di Istana Bogor, Ini Hasil Kunjungannya

“Pekerjaan besar yang ingin kita lakukan adalah bagaimana membangun sebuah sistem besar agar yang namanya nikel, yang namanya bauksit, yang namanya tembaga, yang namanya timah, itu betul-betul semuanya bisa terintegrasi dan bisa memproduksi barang jadi maupun setengah jadi,” jelas Presiden.

Presiden Jokowi menuturkan upaya hilirasi industri yang telah dilakukan saat ini menunjukkan hasil yang baik dengan adanya lompatan nilai ekspor nikel semenjak diberlakukan larangan ekspor bijih nikel pada 1 Januari 2020.

Nikel yang sudah kita stok 3 tahun yang lalu, dulu waktu masih mentah kita ekspor nilainya per tahun hanya Rp17 triliun. Setelah kita stop 3 tahun ini, setahun bisa menghasilkan kurang lebih Rp360 triliun,” jelas Presiden.

Baca Juga: Ternyata di Indonesia Ada 'Tol Gajah' Sehingga Menarik Perhatian Presiden, Di Mana Lokasinya?

Oleh karenanya, Presiden juga menuturkan bahwa hilirisasi dan industrialisasi bauksit yang akan dimulai pada bulan Juni 2023 juga dapat menghasilkan lompatan nilai ekspor yang signifikan.

“Nggak tahu lompatannya, perkiraan kita nanti dari kurang lebih 20 (triliun rupiah) menjadi kurang lebih 60-70 triliun (rupiah),” tuturnya.

Meskipun upaya integrasi tersebut tidaklah mudah dikarenakan lokasi tambang yang berbeda-beda dari setiap sumber daya yang ada.

Baca Juga: Tiba di Banyuwangi, Presiden Tampil Beda dengan Pakai Sarung dan Kopiah Hitam, Ini Agenda Kunjungannya

Namun Presiden yakin jika hal tersebut dapat terwujud maka akan menciptakan sebuah ekosistem yang berdampak baik bagi Indonesia, salah satunya adalah industri kendaraan listrik.

“Semuanya harus terintegrasi sehingga kita harapkan nantinya ini akan menjadi sebuah ekosistem bagi kendaraan listrik yang kedepan memberikan sebuah masa depan yang cerah, karena seluruh pasar negara-negara membutuhkan mobil listrik ini. Tetapi, tentu saja tahapannya akan masuk ke baterai listrik terlebih dahulu,” katanya.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X